Kamis, 30 Juni 2011

MUTIARA YANG HAMPIR HILANG


teman aku mau cerita tentang postinganku yang kemaren tapi bukan tentang tingkah laku kita yang aneh" hehehe ini tentang rumah yang ada di belakang kita tu. mungkin kalian yang tinggal di balikpapan pasti uda tau tempat bangunan -bangunan itu berdiri.

enam bangunan wisma yang terletak memanjang dan tertata rapi, teratur. jaranknya dari bibir pantai hanya 50 meter. kalian tau ga itu bangunan peninggalan belanda loh.
coba kalian bayangkan betapa senangnya tuan dan noni belanda pengolah BPM (batavisch petroleum maskavich) --yang sekarang dikelola oleh pertamina balikpapan-- berpesta barbeque di tepi pantai dengan mendegar debur ombak.

jarak antara tiap tiap bangunan 10-20 meter, sepertinya jaraknya sengaja di buat lebar agar tidak menghalangi pandangan dari alun- alun --sekarang lapangan merdeka-- menuju pantai, sebuah desain kawasan yang sangat peduli lingkungan dan bermimpi jauh kedepan bahkan hari ini setelah lebih dari 50tahun kita bisa menikmati tempat ini dengan hampir tidak ada kerusakan.

jarak antara alun-alaun atau lapangan merdeka dengan wisma kilang mandiri kurang lebih 50 meter, sekarang berfungsi sebagai taman dan pedestrian bagi pejalan kaki.

bentuk kolom strutur atau tiang-tiang penyanga rumah ini adalah kombinasi kolom bulat yang dinamis khas kolonial serta kolom segi empat di bagian dalam bangunan. kolom bulat berdiameter 30cm hanya terletak di bagian depan teras bangunan menghadap ke laut. kolom bulat itu lalu menopang plat-plat kanopi teras, dan di teras itu kita dapat bayangkan mereka sedang  menikmati kopi dari hindia belanda dan roti berlapis keju dari eropa zaman itu. model-model kanopi seperti ini sekarang lagi digandrungi masyarakat luas penggemar rumah-rumah minimalis.
sebuah pengulangan model dan bentuk banguanan 50 tahun lalu.

layout ruangan di lantai dasar dipisahkan secara tegas oleh dinding pembatas antara ruang service, wc, dapur, dengan ruang multifungsi atau ruang tamu. sedangakn pada lantai dua terdiri dari 3 kamar tidur lengkap dengan wv masing-masing dalam setiap kamar. atapnya didisain tidak sama tinggi. sisi atap yang lebih tinggi menghadap ke pantai dan sisi atap yang lebih rendah menghadap ke alun-alun. perbedaan tinggi atap ini membentuk celah yang dapat memaksimalkan hembusan angin dan cahaya untuk lantai 2. sebuah kepedulian terhadap potensi tropis itu juga tampak pada penyelesaian finishing pintu dan jendela depan dan belakang bangunan. lebih menarik lagi bentuk jendela bagian samping berukuran 50x100cm yang sengaja ditonjolkan lalu dimiringkan , sebuah kejutan-kejutan desain yang maikn jarang kita temui di desain-desain zaman sekarang. teras bawah dan balkon lantai 2 didesain lebar dengan overstek lebih dari semeter. posisi tangga yang menempel diantara ruang servis/ dapur dan ruang multifungsi. material anak tangga dari papan bangkirai setebal 4cm, konstruksi tangga dari besi baja, sangat kuat, kualitasnya tidak pudar dimakan waktu kecuali warnanya yang mengalami gradasi warna asli metal. instalasi listrik dan panel-panel berbahasa belanda masih digunakan sampai hari ini.

kalau hari ini pemkot balikpapan bervisi the water front city, seharusnya banguananwisma kilang milik pertamina ini bisa dijadikan benda cagar budaya dan contoh disain bangunan dan kawasan terintegrasi yang orientasi bangunanya benar-benar menghadap ke laut. bengunan ini merupakan saksi bisu kota balikpapan menuju kemoderenan dari masa kemasa. keunikan desain dan ketahanan materialnya mengispirasi desai bangunan banguanan di balikpapan. meskipun hari ini tidak terwat dengan baik, bangunan ini merupakan sebuah mimpi desain yang paripurna dari masa lalu , kini bagai mutiara yang hampir hilang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar